Ingin aku tahu,
Masihkah senyum terangi langit kalbuku?
Masihkah tawa isi relung kosongku?
Masihkah paras bayangi anganku?
Masihkah langkah menjadi penunjuk arahku?
Masihkah tangan menuntun dalam gelapku?
Masihkah ada Bintang yang temani malamku?
Dan suatu tanya telah terlahir,
Masihkah Bulan menanti di sisi hati?
Selalu dan selamanya, meski
Ragaku hancur,
Jiwaku merapuh,
Hatiku luluh,
Rasaku takut,
Tulangpun remuk,
Ingin kutunggu, hingga kaupun tahu
Hatiku masih di situ…
Entah kapan lagi,
Kau kembali pancari Bulan,
Dengan terang,
Dengan senyuman,
Dengan suara, karena
Bintang yang kuatkan aku, saat jiwa merapuh
Bintang terus bangkitkan aku, di sela lelah mengganggu
Bintang selalu cerahkan aku, dalam setiap keruh meragu…
Matahari telah temani Bintang di langit malam,
Jadikan,
Hati Bulan kecut, tertatih,
Merangkum perih,
Menembus kabut duka,
Dan teteskan,
Air mata kepedihan,
Terus mencari,
Tempat kembalimu…
Tapi Bulan,
Akan tetap menanti Bintang,
Hingga saatnya
Matahari pun padam…
Komentar
Posting Komentar