Langsung ke konten utama

Kosong

Sahabat, bagaimana kabarmu hari ini? Apakah harimu secerah mentari pagi tadi?

Atau sedang dirundung duka sepekat kabut sore ini?

Kau tak mendengarku? Seperti ada tulisan “aku sedang sedih, jangan ganggu aku” di kening lebarmu itu. Tatapan kosong, dengan wajah datar tak berekspresi.

Apa yang kau lihat di pojok sana? Ruang ini kosong, sahabat… Hanya seonggok debu panas di sudut-sudutnya. Hanya binatang kecil yang sibuk bolak – balik menyambung hidup.

Lihat aku, sahabat. Aku di sini, untukmu. Untuk menghapus dukamu…
Lihat aku, sahabat. Aku di sini, untukmu. Ingin melihatmu meraih mimpi – mimpimu…
Lihat aku, sahabat. Aku di sini, untukmu. Rindu dengan cerita – cerita hidupmu…
Lihat aku, sahabat. Aku di sini, untukmu. Kita taklukkan rumus – rumus pahit manis kehidupan…

Mengapa kau diam? Ada yang salah denganku? Tatapan matamu nanar, menyiratkan sebuah pesan yang aku sendiri tak mampu menangkapnya. Apa yang terjadi padamu? Seorang telah menyakitimu? Katakan kepadaku! Tak ku biarkan ia membuatmu jatuh seperti ini.

Aku semakin bingung dengan keadaan ini. Melihat seorang sahabatku duduk di pojok dengan tatapan nanar dan seolah menggenggam sesuatu yang tak ingin dilepas. Tak satu pun pertanyaanku kau jawab. Aku seperti bicara dengan batu. Percuma.

Sahabat, ayolah. Jawab pertanyaanku. Siapa yang menyakitimu?
Tetap saja kau membisu di pojok sana. Di kursi kayu tua yang begitu ringkih. Wajahmu tetap pucat. Tak satu pun kata yang terucap dari bibirmu. Tak ada gerakan. Tak ada semangat kehidupan yang aku lihat dari wajahmu. Tak ada kelincahan terpancar lewat tingkah – tingkah lugumu.

Bagaimana mungkin engkau seperti ini?
Apa yang terjadi ketika aku pergi? Bukankah kita telah berjanji akan mewarnai papan kehidupan setelah aku kembali? Bukankah kau akan menyambutku dengan segelas cokelat panas di taman tempat dulu kita bermain?

Aku mendekat, dari ujung pintu ku berdiri. Menyapu debu – debu panas dengan langkah raguku. Wajahmu semakin terlihat pucat. Pucat pasi. Tak ada harapan sepertinya. Aku terlambat. Aku terlalu lama pergi. Membiarkan kau menyembunyikan tangisan – tangisan di balik senyummu kemarin.
Maafkan aku, sahabat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT CINTA

SURAT CINTA ANAK FISIKA & KIMIA SURAT CINTA ANAK JURUSAN FISIKA Archimedes dan Newton tak akan mengerti Medan magnet yang berinduksi di antara kita Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2 Ah tak sebanding dengan momen cintaku Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro... Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya Energi kinetik cintaku = - mv~ Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan di antara kita Lihat hukum cinta kita Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu Menj...

Menjauhlah dariku..

Aku tak ingin bayanganmu masih disini.. dan aku juga tak ingin melihat ratapanmu itu.. Bagiku… , senyumanmu adalah luka di hatiku.. dan canda tawamu, adalah kebodohan di masa lalu.. Dan semua janji kita hanya lah karangan indah yang semu.. Kini..’’dimana hatimu..dimana bukti bahwa dulu kita adalah satu..?? Di bawah lindungan pohon kita berteduh.. dari dingin nya hujan kala senja itu.. Diantara air mata kita saling bercerita.. tentang kekecewaanmu terhadap ku.. Dan kekecewaan ku kepadamu.. Seringnya suatu masalah yang tak terselesaikan.. berakhir dengan canda tawa dan hangatnya pelukan..’’ seringnya kamu membunuh perasaanku.. dengan mengatakan bahwa semua kan baik2 saja.. S aat kita berpisah.. Sungguh tak berharga cinta itu..,, kini….. Semua telah berlalu. roda waktu hanya akan membunuh dan menggilas setiap tetes setiaku. Kehidupan kita telah terpisah.. tak ada waktu lagi tuk bersama.. Takkan lagi ada canda tawa dalam kita saling bersuara….,, Tanpa sadar telah kau buat...

Kekasih hati

Kekasih hati itu,, Mungkin ia yang selalu di samping kita Mungkin ia yang memperhatikan kita Mungkin ia yang membuat kita tersenyum Mungkin ia yang mengusap air mata kita Mungkin ia yang menjadi pemompa hidup kita Banyak juga arti dari kekasih hati... Kini entah harus bagaimana mencari kekasih hati yang lebih dari baik Perasaan itu harus kita bungkam sendiri Kita harus berdiam diri dan menunggu ia datang dengan sendirinya Dan yang kita percaya dengan hati adalah yang terbaik..