Dulu aku seperti manusia paling sempurna Memiliki mereka, sahabat karib dan tercinta Dulu aku seperti orang yang tak kenal arah Berbagi cerita dengan mereka sahabatku Dulu aku seperti matahari yang tegap berdiri di atas awan Bersama mereka aku menghangatkan dunia Namun kini aku hanya kapas Yang diombang ambingkan angin Ke mana aku pergi tak ada yang tau Di mana aku kini aku hanyut Dan kini aku hanya kertas Yang ternoda dengan tangisan darah Sobek karena di injak-injak Dibuang tak ada harganya Sekarang aku bukanlah aku Aku makin sendiri Semua pergi mencari jati diri mereka Segalanya hilang entah ke mana Mereka pergi Jauh melesat ke angkasa Namun aku masih di sini Berdiri memandang hari Tanpa tau pasti masa depanku Mereka meninggalkanku Demi semua yang mereka inginkan Demi cita dan cinta mereka Dan demi kehidupan yang baru Namun mengapa di sini aku masih sendiri? Menangis dan berhenti tuk berharap? Aku mencoba tuk melangkah Namun hasilnya aku semakin sakit... Semua tak sama Segala...
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan. Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta. Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.” Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia unt...